Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Imunisasi Ibu Hamil

SATUAN ACARA PENYULUHAN
“IMUNISASI”
Materi Penyuluhan      : IMUNISASI
Pokok Bahasan           :
1.      Pengertian Imunisasi.
2.      Tujuan dari Imunisasi.
3.      Jenis – jenis Imunisasi yang dianjurkan pada Ibu Hamil.
4.      Jenis – jenis Imunisasi yang tidak dianjurkan pada ibu hamil.
5.      Manfaat dari Imunisasi.
6.      Jadwal dari Imunisasi.
Waktu Penyuluhan      : 30 menit
Sasaran                        : Ibu – ibu Hamil
Tanggal                       : 30 September 2015
Waktu                                     : 10.00 WIB
Penyuluh / pembicara : Mahasiswa (Kelompok)
A.    Latar Belakang
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penyakit yang sering muncul pada ibu hamil banyak ditemukan penyakit seperti : hepatitis A, hepatitis B, Tetanus Toxoid, Meningitis, Pneumucoccal, dan Influenza. Karena itu harus diberikan imunisasi pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya suatu penyakit pada calon bayi yang masih didalam kandungan.
B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Ibu hamil mampu memahami dan mengerti tentang macam – macam imunisasi.
2.      Tujuan Khusus
1)      Mengetahui Pengertian Imunisasi.
2)      Mengetahui tujuan dari imunisasi.
3)      Mengetahui Jenis – jenis Imunisasi yang dianjurkan untuk ibu hamil.
4)      Mengetahui Jenis-jenis Imunisasi yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
5)      Mengetahui Manfaat dari Imunisasi.
6)      Mengetahui jadwal imunisasi.

C.     Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab
D.    Media
1.      Laptop
2.      LCD
3.      Flipchart
E.     Denah Tempat Penyuluhan
 











Keterangan :
                               : Pemberi Penyuluhan
                               : Peserta penyuluhan / ibu hamil



F.      Kegiatan Penyuluhan
No
Hari / tanggal / jam
Tahap kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Media yang digunakan
1
Rabu,30 September 2015
Pkl.10.00 WIB
Pembukaan
( 5 menit )
1.      Salam pembukaan
2.      Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus.
3.      Menyampaikan waktu yang akan digunakan dan mendiskusikannya dengan peserta.
4.      Memberikan sedikit gambaran mengenai informasi yang disampaikan.
Lisan
2
Pkl.10.05 WIB
Memberikan Penyuluhan
( 15 menit )
1.      Menjelaskan pengertian imunisasi.
2.      Menjelaskan tujuan dari imunisasi.
3.      Menjelaskan jenis – jenis imunisasi yang di anjurkan untuk ibu hamil.
4.      Menjelaskan jenis-jenis imunisasi yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
5.      Menjelaskan manfaat imunisasi.
6.      Menjelaskan jadwal imunisasi.
Lisan
3
Pkl.10.20 WIB
Evaluasi
( 15 menit )
1.      Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
2.      Mengklarifikasi pertanyaan peserta dan menarik kesimpulan dari materi yang diberikan.
Lisan
4
Pkl.10.35 WIB
Penutup
( 5 menit )
1.      Petugas penyuluhan mengucapkan terima kasih atas segala perhatiannya.
2.      Mengucapkan salam penutup
Lisan

LAMPIRAN MATERI
A.    Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi ibu hamil.
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
B.     Tujuan Imunisasi
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, hepatitis A, meningitis, pneumococcal, tetanus toxoid, dan influenza.
C.    Jenis – jenis Imunisasi yang di anjurkan pada Ibu Hamil
1.      Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Penderita mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas.
Tetanus khususnya beresiko pada bayi – bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi dirumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat – alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan oles – olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas potongan.
Hal ini berisiko menimbulkan infeksi oleh kuman tetanus pada ibu dan bayi hingga jiwa mereka terancam. Rahim ibu melahirkan rentan terinfeksi kuman tetanus, sedangkan pada bayi infeksi ini dimulai dari luka pada tali pusatnya. Bakteri Klostridium tetanus pada bayi baru lahir dapat menimbulkan penyakit tetanus neonatorum yang dapat mengakibatkan kematian. Bakteri atau spora tetanus tumbuh dalam luka yang tidak steril.
Semua ibu hamil harus memastikan mereka telah mendapat imunisasi tetanus toksoid (TT) untuk menghindari jangkitan tetanus yang berisiko pada diri dan bayinya. Walaupun sudah mendapatkan imunisasi sebelumnya, ibu membutuhkan tambahan vaksin tetanus toksoid yang biasanya dianjurkan menjelang pernikahan. Bila terlewat, bisa diberikan saat ibu hamil sebanyak dua kali dengan jarak 1 sampai 2 bulan. Menjelang waktu persalinan, imunisasi ini harus sudah lengkap. Karenanya,  di masa hamil, imunisasi ini dilakukan di usia kehamilan 7 bulan, kemudian 8 bulan, dan dapat diulangi tiga tahun kemudian. Setelah diimunisasi, ibu biasanya mengalami  demam ringan meski sangat jarang terjadi, agak nyeri, dan sedikit bengkak pada daerah bekas suntikan. Sesudah persalinan, ibu juga harus memastikan bahwa luka di vagina atau perutnya (akibat sesar) dalam keadaan bersih. Begitu pula tali pusat bayinya.
Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil yaitu Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc diinjeksikan intramuskuler atau subkutan dalam.
Waktu pemberian Imunisasi TT yaitu sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamik ke sarana kesehatan.
Jarak pemberian Imunisasi TT yaitu imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu.
Efek samping Imunisasi TT yaitu biasanya hanya gejala – gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Efek samping tersebut berlangsung 1 – 2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak diperlukan tindakan atau pengobatan. Tempat pelayanan untuk mendapatkan Imunisasi TT :
a)      Puskesmas / puskesmas pembantu
b)      Rumah sakit pemerintah / swasta
c)      Rumah bersalin
d)     Polindes
e)      Posyandu
f)       Dokter / bidan praktik
2.      Influenza
Sebuah penelitian terhadap 340 ibu hamil di Bangladesh yang mendapatkan suntikan vaksin flu menunjukkan ibu-ibu tersebut memiliki bayi yang lebih tahan terhadap influenza. Hanya ditemukan tiga kasus flu ketika usia bayi mereka masih di bawah enam bulan. “Padahal tidak pernah terbukti sebelumnya bahwa imunisasi terhadap ibu hamil memberikan keuntungan besar kepada bayinya. Di Amerika, hanya 14% ibu hamil yang menjalani imunisasi ini. Angka ini terpaut tidak jauh dibandingkan di negara miskin dimana akses kesehatan terbatas. Di banyak daerah, program ini telah banyak diberikan kepada ibu  hamil termasuk suntikan antitetanus. Mereka seharusnya menambahkan vaksin influenza,” ujar Mark Steinhoff, Profesor Pediatrik dari Johns Hopkins Universitiy, di Baltimore.
Menurut sebuah laporan dalam jurnal medis di Inggris tahun 2005, rata-rata kematian akibat flu masih tinggi untuk bayi usia di bawah enam bulan. Sedangkan di Indonesia, penyakit influenza sering dianggap biasa. Padahal bisa mengganggu kesehatan ibu dan janin. 
Waktu pemberian imunisasi influenza ini sebaiknya di berikan pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.
Efek samping dari imunisasi influenza yaitu ibu mengalami demam ringan, bengkak, dan kemerahan di daerah bekas suntikan.
Lakukan imunisasi saat tubuh benar-benar dalam keadaan sehat. Setelah melakukan imunisasi, lakukan cukup istirahat, makan  makanan bergizi, dan jangan dekati orang yang sedang terkena influenza karena akan mudah tertular. Sempatkanlah memeriksakan diri ke dokter jika ibu mengidap flu untuk memastikan flu tersebut tidak membahayakan.
3.      Hepatitis B
Umumnya seseorang tidak langsung menyadari bahwa dirinya terinfeksi virus hepatitis B. Bahayanya, janin bisa ikut tertular ketika menjalani proses kelahiran. Karenanya, imunisasi hepatitis B sangat perlu bagi ibu hamil. Bayi baru lahir pun diwajibkan segera mendapat imunisasi Hepatitis B.
Vaksin Hepatitis B terbuat dari bahan rekombinan yaitu vaksin yang dibuat dengan bahan rekayasa genetika sehingga menyerupai virus Hepatitis B. Vaksin ini aman diberikan kepada ibu hamil.
Waktu pemberian imunisasi ini adalah pada kehamilan bulan pertama, kedua, dan keenam.
Ibu hamil akan diperiksa kadar HbsAg dan Anti-Hbs-nya (reaksi antigen-antibodi). Jika hasil Anti-HbsAg-nya positif, ibu tak perlu imunisasi lagi karena sudah mempunyai zat antobodi/kekebalan hepatitis B.
Efek samping dari imunisasi hepatitis B yaitu timbulnya demam ringan dan nyeri pada bekas suntikan. Bila tidak ada infeksi dan belum mempunyai antibodi, maka vaksin hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil.
4.      Meningococcal
Vaksin pencegah meningitis atau radang selaput otak ini terbuat dari bakteri meningococcal yang sudah mati/tidak aktif sehingga aman untuk ibu hamil. Apabila ibu hamil menderita meningitis, maka kumannya pun dapat menjalar ke otak janin. Waktu pemberian imunisasi ini sebaiknya diberikan setelah trimester pertama untuk menghindari risiko umum yang terjadi pada kehamilan trimester pertama seperti keguguran.
Sebaiknya, lakukan imunisasi ini saat tubuh benar-benar sehat meski pada beberapa orang hanya akan muncul demam ringan. Studi mengenai pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum pernah menunjukkan adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya. Jadi, imunisasi Meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang terindikasi akan terpapar virus tersebut. Misalnya, mereka yang berencana melakukan perjalanan ke negara-negara dengan risiko terpapar virus meningococcal. Meski begitu, pemberian imunisasi ini tetap harus didasarkan pada indikasi, serta turut pula memperhitungkan faktor risiko dan keuntungannya.
5.      Hepatitis A
Dalam Panduan Pemberian Imunisasi bagi Wanita Hamil dan Menyusui (dikeluarkan CDC) disebutkan, keamanan pemberian imunisasi Hepatitis A masih belum bisa dipastikan. Namun, karena vaksin ini dibuat dari virus mati atau tidak aktif, secara teoritis risiko janin terpengaruh sangat rendah. Jadi, imunisasi ini bisa diberikan pada ibu hamil, jika ada indikasi berisiko tinggi terkena penyakit tersebut.
Misalnya,memiliki kelainan hati, hidup di lingkungan yang berisiko terinfeksi Hepatitis A, sering berada di Tempat Penitipan Anak (TPA), atau akan bepergian ke negara dimana penyakit ini menjadi endemis.
6.      Imunisasi Pneumococcal
Imunisasi Penumococcal wajib dilakukan pada calon ibu yang punya risiko tinggi terkena penyakit pneumococcal. Kondisinya mencakup punya masalah sistem pernapasan atau asma, memiliki penyakit diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, gagal ginjal kronis, asplenia dan kelainan jantung, kondisi melemahnya sistem imun seperti HIV, Lymphoma, Leukimia.
Vaksin pneumokokus diberikan sebagai injeksi tunggal pada ibu hamil. Vaksin ini disuntikkan sebagai solusi cair 0,5 ml kedalam otot (intramuskular atau IM), otot deltoid biasanya, atau dibawah kulit (subkutan atau SC).
Efek samping dari imunisasi pneumokokkus yaitu rasa sakit atau kemerahan ditempat suntikan, demam, ruam dan reaksi alergi.
7.      Imunisasi Tetanus – Difteri - Polio
Ini adalah daftar imunisasi pada ibu hamil yang harus dilakukan. Hal ini berfungsi untuk melindungi bayi yang akan baru lahir nanti terkena tetanus neonatorum dan juga melindungi ibu dari resiko tetanus apabila terjadi luka. Imunisasi ini biasanya diberikan pada waktu trisemester pertama kehamilan.

D.    Jenis – jenis Imunisasi yang tidak dianjurkan pada Ibu Hamil.
1.      Mumps, Measles, Rubella (MMR)
Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit campak, gondong, dan rubella. MMR ini adalah salah satu jenis vaksin aktif yang dapat beresiko menyebabkan bayi lahir cacat, kelainan mental, bahkan kematian. Karena itu, ibu hamil hanya diperbolehkan menerima vaksin pasif. Selain itu, ibu hamil yang tengah terpapar penyakit ini akan makin parah jika diberi vaksin. Mengetahui dampak negatif pada ibu hamil maka sebaiknya imunisasi ini diberikan pada masa perencanaan kehamilan atau sebelum kehamilan. Jarak pemberian vaksin dan kehamilan sebaiknya tiga bulan.
2.      Human Papiloma Virus (HPV)
Vaksin HPV bertujuan mencegah penyakit kanker mulut rahim atau serviks. Vaksin yang menggunakan virus hidup ini tidak aman bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan efek buruk bahkan juga pada janin.
3.      Varicella
Vaksin variecella ini bermanfaat untuk mencegah penyakit cacar air. Virus dalam vaksin ini dapat menginfeksi janin karena merupakan virus hidup atau aktif. Karena itu, vaksin ini sebaiknya diberikan sebelum kehamilan. Jarak pemberian vaksin dan kehamilan sebaiknya minimal satu bulan.
4.      Bacillus Calmette Guerin (BCG)
Vaksin BCG bertujuan mencegah penyakit Tuberkulosis (TB). Ibu hamil tidak diperkenankan menerima vaksin BCG karena menggunakan virus aktif sehingga memiliki efek samping pada ibu hamil dan janinnya.
E.     Manfaat Imunisasi Ibu Hamil.
1.      Manfaat Imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT yaitu :
a.       Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
b.      Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000).
2.      Manfaat Imunisasi Influenza.
Manfaat dari imunisasi influeza yaitu untuk melindungi dirinya dan calon anaknya dari penyakit influenza.
3.      Manfaat Imunisasi Hepatitis B.
Manfaat dari imunisasi hepatitis B yaitu untuk mencegah janin dari virus hepatitis B. Dan manfaat lain dari imunisasi hepatitis B yaitu mencegah penyebaran hepatitis B.
4.      Manfaat Imunisasi Meningococcal.
              Manfaat dari imunisasi meningococcal bagi ibu hamil yaitu untuk menghindari risiko terkena virus meningitis atau radang selaput otak. Imunisasi ini juga bisa di berikan terutama bagi ibu hamil yang terindikasi akan terpapar virus meningitis.
5.      Manfaat Imunisasi Hepatitis A.
Manfaat dari imunisasi hepatitis A bagi ibu hamil yaitu untuk mencegah janin dari infeksi virus hepatitis A, jadi ibu hamil yang diberikan imunisasi hepatitis A ini hanya sebagian ibu hamil yang memiliki kelainan hati.


6.      Manfaat Imunisasi Pneumococcal.
              Manfaat dari imunisasi Pneumococcal bagi ibu hamil yaitu untuk mencegah risiko janin terkena virus pneumococcal dan menghindarkan janin terkena penyakit jantung, asthma, diabetes melitus dan gagal ginjal kronis.
7.      Manfaat Imunisasi DPT.
Manfaat dari imunisasi DPT bagi ibu hamil yaitu untuk melindungi bayi yang akan baru lahir nanti terkena tetanus neonatorum dan juga melindungi ibu dari resiko tetanus apabila terjadi luka.
F.     Jadwal Imunisasi Pada Ibu Hamil
1)      Jadwal Imunisasi TT
Imunisasi TT I        : Segera setelah ada tanda kehamilan dan pada saat pendaftaran   nikah
Imunisasi TT II       : Satu bulan setelah TT I
Jadwal Imunisasi TT Long Life
No
TT
Interval
Lama Perlindungan
1
Imunisasi TT I
Suntikan Pertama
4 minggu
2
Imunisasi TT II
4 minggu setelah suntikan pertama
6 bulan
3
Imunisasi TT III
6 bulan setelah suntikan kedua
1 tahun
4
Imunisasi TT IV
1 tahun dari suntikan ketiga
5 tahun
5
Imunisasi TT V
1 tahun dari suntikan keempat
25 tahun

2)      Jadwal Imunisasi Influenza
         Pemberian Imunisasi Influenza diberikan pada Trimester kedua atau Trimester ketiga kehamilan.
3)      Jadwal Imunisasi Hepatitis B
         Waktu pemberian imunisasi Hepatitis B diberikan pada kehamilan bulan pertama, kedua, dan keenam. Ibu hamil akan diperiksa kadar HbsAg dan Anti Hbs nya (reaksi antigen – antibodi). Jika hasil Anti Hbs nya positif, ibu tak perlu imunisasi lagi karena sudah mempunyai zat antibodi / kekebalan hepatitis B. Biasanya setelah imunisasi, timbul demam ringan dan nyeri bekas suntikan. Bila tidak ada infeksi dan belum mempunyai antibodi, maka vaksin hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil.
4)      Jadwal Imunisasi Meningococcal
         Imunisasi ini sebaiknya diberikan setelah trimester pertama untuk menghindari resiko umum yang terjadi pada kehamilan trimester pertama seperti keguguran. Sebaiknya lakukan imunisasi saat tubuh benar – benar sehat meski pada beberapa orang hanya akan muncul demam ringan. Studi mengenai pemberian imunisasi ini pada ibu hamil memang belum pernah menunjukkan adanya efek merugikan bagi sang ibu maupun bayinya. Jadi, imunisasi meningococcal bisa diberikan, terutama bagi ibu hamil yang terpapar virus tersebut. Misalnya, mereka yang berencana melakukan perjalan ke negara – negara dengan resiko terpapar virus meningococcal. Meski begitu, pemberian imunisasi ini tetap harus didasarkan pada indikasi, serta turut pula memperhitungkan faktor resiko dan keuntungannya.
5)      Jadwal Imunisasi Hepatitis A
         Imunisasi Hepatitis A ini diberikan pada kehamilan bulan pertama, kedua, dan keenam dan Ibu hamil yang terindikasi atau beresiko tinggi terkena penyakit tersebut. Misalnya, memiliki kelainan hati, hidup di lingkungan yang beresiko terinfeksi Hepatitis A, sering berada di Tempat Penitipan Anak (TPA), atau akan berpergian ke negara dimana penyakit ini menjadi endemis.
6)      Jadwal Imunisasi Pneumococcal
         Jadwal pemberian Imunisasi Pneumococcal pada trimester pertama kehamilan. Imunisasi ini di indikasikan pada ibu hamil yang beresiko tinggi terkena virus tersebut, jika tidak beresiko tinggi imunisasi ini tidak perlu diberikan.
7)      Jadwal Imunisasi DPT
         Pemberian imunisasi pada ibu hamil di berikan pada ibu hamil yang bekerja di Tempat Penitipan Anak di mana banyak terdapat kasus pertusis. Imunisasi ini hanya di indikasikan pada ibu hamil yang kemungkinan terpapar penyakit pertusis atau batuk rejan. Pemberian imunisasi ini dapat dipertimbangkan jika tidak perlu, maka imunisasi ini boleh tidak dilakukan.



DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati.2010.Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta : Fitramaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah aspek legal keperawatan

Makalah Pemeriksaan Diagnostik Kardiovaskuler