Pemberian Obat Intravena (IV)
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
pemberian obat injeksi intravena
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah
yang menghantarkan darah ke jantung. ( Joyce, K & Everlyn, R.H. 1996
)
Memasukkan
cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat langsung masuk ke
dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek
tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah
tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat.
Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya,
atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air
atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. ( Smeltzer, Suzanne
C. 2001 )
Bahaya
injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah
dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan
ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock.
Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar
obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap
injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik
lamanya. ( Potter, Perry. 2006 )
B.
Tujuan
pemberian obat dengan injeksi intravena
Pemberian obat dengan cara intravena
bertujuan untuk :
- Mendapat reaksi yang
lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang sedang gawat darurat.
- Menghindari kerusakan
jaringan.
- Memasukkan obat dalam
volume yang lebih besar.
C.
Lokasi
yang bisa dilakukan injeksi intravena
1.
Pada lengan
-Vena
mediana cubiti/ vena sefalika
-
Vena basilica
2.
Pada tungkai
- Vena saphenous
3.
Pada leher
- Vena jugularis
4.
Pada kepala
- Vena frontalis
- Vena temporalis
5. Pada mata kaki
- Vena dorsal pedis
D.
Macam-macam
pemberian obat melalui injeksi intravena
1.
Pemberian Obat melalui intravena (Secara Langsung)
Cara
Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti /
cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis ( leher ),
vena frontalis / temporalis ( kepala ), yang bertujuan agar reaksi cepat dan
langsung masuk pada pembuluh darah.
2. Pemberian
Obat melalui intravena (Secara Tidak Langsung)
Merupakan
cara pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam media
(wadah atau selang), yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
E.
Efek
samping dari pemberian injeksi intravena
1. Pasien alergi terhadap obat
(misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll)
2. Pada
bekassuntikandapatterjadiapses, nekroseatau hematoma
3. Dapatmenimbulkankelumpuhan
F.
Indikasi
dan kontraindikasi pemberian obat melalui intravena
- Indikasi
1. Padaseseorangdenganpenyakitberat
Pemberianobatmelaluiintravenalangsungmasukkedalamjalurperedarandarah.Misalnyapadakasusinfeksibakteridalamperedarandarah
(sepsis).Sehinggamemberikankeuntunganlebihdibandingkanmemberikanobat
oral.Namunseringterjadi,
meskipunpemberianantibiotikaintravenahanyadiindikasikanpadainfeksiserius,
rumahsakitmemberikanantibiotikajenisinitanpamelihatderajatinfeksi.
Antibiotika
oral (dimakanbiasamelaluimulut) padakebanyakkanpasiendirawat di RS
denganinfeksibakteri, samaefektifnyadenganantibiotikaintravena,
danlebihmenguntungkandarisegikemudahanadministrasi RS, biayaperawatan,
danlamanyaperawatan.
2. Obattersebutmemilikibioavailabilitas
oral yang terbatas (efektivitasdalamdarahjikadimasukkanmelaluimulut) atau hanyatersediadalamsediaanintravena (sebagaiobatsuntik).
Misalnyaantibiotikagolonganaminoglikosida yang susunankimiawinya “polications”
dansangat polar, sehinggatidakdapatdiserapmelaluijalur gastrointestinal
(di usushinggasampaimasukkedalamdarah).
Makaharusdimasukkankedalampembuluhdarahlangsung.
3. Pasien tidak
dapat minum karena muntah atau memang
tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan
seperti ini, perlu dipertimbangan pemberian melalui jalur lain seperti rectal
(usus), sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuscular
(disuntikkan di otot).
4. Kesadaran
menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak – obat masuk ke pernapasan),
sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
5. Kadar puncak
obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus
(suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat
dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami hipoglikemia berat dan
mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini juga sering
digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu
diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavailabilitas oral yang baik, dan
mampu mencapai kadar adekuat dalam darah untuk membunuh bakteri.
- Kontraindikasi
· Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi injeksi intravena.
· Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, kerana lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri – vena (A – V shunt)
pada tindakan hemodaliasis (cuci darah).
· Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh darah vena kecil
yang aliran darahnya lambat (misalnya pembulah vena di tungkai dan kaki).
- Contoh obat
:
1. Ranitidin :Mengurangi keasaman lambung pada persalinan beresiko tinggi.
2. Petidin
Hidroklorida : Untuk nyeri sedang sampai berat, analgesia obstetri.
3. Eritromisin : Digunakan pada klien yang sensitif terhadap penisilin, organismeyang
resistan terhadap penisilin, sifilis, klamidia, gonorea, infeksi pernapasan,
pengobatan infeksi yang sensitif terhadap eritromisin, profilaksis dalam
penatalaksanaan pecah ketuban saat kurang bulan. Juga untuk pasien yang
sensitif terhadap penisilin yang membutuhkan antibiotik guna mengobati penyakit
jantung dan katup jantung.
4. ProtaminSulfat : Untukmelawankerja heparin.
5. Fitomenadion(
Vitamin K ) : Mencegahdanmengobatihemoragi.
G.
Prosedur
kerja injeksi intravena
1.
Pemberian Obat Melalui Intravena
( Secara Langsung )
- Persiapan alat
:
1. Buku catatan
pemberian obat atau kartu obat
2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 2ml – 5 ml
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Perlak pengalas
10. Karet pembendung ( tourniquet )
11. Kasa steril ( bila perlu )
- Prosedur Kerja
:
1. Cuci
tangan
2. Siapkan obat
dengan prinsip enam benar
3. Indentifikasi klien
4. Beri tahu
klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
5. Atur klien
pada posisi yang nyaman
6. Pasang
perlak pengalas
7.
Bebaskanlengankliendaribajuataukemeja
8.
Letakkankaretpembendung( torniquet )
9.Pilihareapenususkan yang bebas
daritangdakekakuan, peradanganatau rasa gatal.Menghindarigangguanabsorpsiobatataucidera
dan nyeri yang berlebihan
10. Pakaisarung tangan
11. Bersihkanareapenusukandenganmenggunakankapasalkohol,
dengangerakansirkulerdariarahdalahkeluardengandiametersekitar 5 cm.
Tunggusampaikering. Metodronidilakukanuntukmembuangsekresidarikulit yang
mengandungmikroorganisme
12. Pegangkapasalkoholdenganjari
- jaritengah pada tangan non dominan
13. Bukatutupjarum
14. Tarik kulitkebawahkuranglebih
2,5 cm dibawahareapenususkandengan tangan
non dominan.
Membuatkulitlebihkencang dan vena tidakbefrgeser, memudahkan
penusukan.
15. Pegangjarum pada posisi 300sejajar
vena yang aknditusukperlahanpasti
16.
Rendahkanposisijarumsejajarkulit dan teruskanjarumkedalam vena
17. Lakukanaspirasidengan tangan
nono dominan menahanbareldarispuit dan tangan
dominanmenarikplunger.
18.
Observasiadanyadraahdalamspuit
19. Jikaadadarah,
lepaskanterniquet dan masukkanobatperlahan – lahan
20.Keluarkanjarumdengansudut yang
sama sepertisaatdimasukkkan (300), sambil
melakukanpenekanandenganmenggunakankapasalkohol
pada areapenusukan
21.
Tutupareapenusukkandenganmenggunakankassasteril yang diberibetadin
22.Kembalikanposisiklien
23.Buangperalatan yang
sudahtidakdiperlukan
24.Bukasarung tangan
25.Cuci tangan
26.Dokumentasikantindakan yang
telahdilakukan
2.
PemberianObatMelaluiInfus
( Secara TidakLangsung )
DenganpelantaraanInfusIntravena,
makacairanataudarahdapatdimasukaankedalampembulu vena. Cairan yang di
masukkandengan cara demikianiniharus di alirkanperlahan –
lahanmasukkedalampembuluh vena bersangkutan.
Pasien yang terpasanginfusmendapatorderobat yang dimasukkan secara intravena.
Makaperawattidakperlumembuattusukanbarutetapimemasukanobatmelauikaret pada pipa
infus yang di ranacanguntukmemasukanobatataumelaluibotolinfus.
Dalamtindakaanini, perawatharusmemperhatikanteknikaseptikyaitudenganmengusaptempat
yang akan di tusukdengankapasantiseptik. Kleminfus di matikanselamaobat di
masukn dan apabila sudahselesai, kecepatantetesan di aturkrmbali.
PemberianObat Melaluiinfus( secaratidaklangsung ) adadua cara, yaitu
:
A.
Pemberianobatmelaluiwadahintravena
Memberikanobatintravenamelaluiwadahmerupakanpemberianobatdenganmenambahkanataumemasukkanobatkedalamwadahcairanintravena.
Tujuannya :untukmeminimalkanefeksamping dan
mempertahankankadarterapeutikdalamdarah.
- PersiapanAlat
dan Bahan :
1. Spuit
dan jarumsesuaidenganukuran
2.
Obatdalamtempatnya
3.
Wadahcairan( kantongataubotol )
4. Kapas alkohol.
- Prosedur Kerja :
1. Cuci
tangan
2.
Jelaskan pada pasienmengenaiprosedur yang akandilakukan.
3. Periksaidentitaspasien,
kemudian ambil obat dan masukkankedalamspuit.
4.
Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5.
Lakukandesinfeksidengankapasalkohol dan stop aliran.
6. Lakukanpenyuntikandenganmemasukanjarumspuithinggamenembusbagiantengah
dan masukkanobatberlahan – lahankedalamkantongatauwadahcairan.
7.
Setelahselesai, tarikspuit dan campurlarutandenganmembalikankantongcairan
secara perlahan – lahandarisatuujungkeujunglain.
8.
Perikasakecepataninfus
9.
Cuci tangan
10. Catat reaksi
pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
B.
Pemberianobatmelaluiselangintravena
- PersiapanAlat
dan Bahan :
1.
Spuit dan jarum yang sesuidenganukuran
2.
Obatdalamtempatnya
3.
Selangintra vena
4.
Kapasalkohol
- ProsedurKerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasienmengenai yang akandilakukan.
3.
Periksaidentitaspasien, kemudian ambil obat dan masukankedalamspuit.
4.
Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5.
Lakukandesinfeksidengankapasalkohol dan setopaliran.
6. Lakukanpenyuntikandenagnmemasukanjarumspuithinggamenembusbagiantengah dan masukanobat secara perlahan –
lahankedalamselangintravena.
7.
Setelahselesai, tarikspuit.
8.
Periksakecepataninfus dan observasireaksiobat
9.
Cuci tangan
10. Catat
obat yang telah di berikan dan dosisnya.
H.
Kelebihan dan
kekurangan pemberian injeksi intravena
1. Kekurangan Injeksi Intravena
-
Dapat terjadi emboli
-
Dapat terjadi infeksi karena jarum yang tidak steril
-
Pembuluh darah dapat pecah
-
Terjadi ematoma
-
Dapat terjadi alergi
-
Obat tidak dapat di tarik kembali
-
Membutuhkan keahlian khusus
2.
Kelebihan Injeksi Intravena
-
Dapat digunakan untuk pasien yang tidak sadar
-
Obat dapat terabsorbsi dengan sempurna
-
Obat dapat bekerja cepat
-
Tidak dapat mengiritasi lambung
I.
Hal – hal yang perlu diperhatikan selama
pemberian obat
- Obat-obat suntikan
yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.
-
Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan
yang ada dalam catatan medik atau status
pasien, yaitu nama obat, dosis, waktu dan cara pemberiannya.
- Pada waktu menyiapkan
obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap obat.
- Perhatikan teknik
septic dan antiseptiknya.
- Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang
lain sebelum disterilkan.
- Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat,
atau ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.
- Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak melikai
tangan dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.
-
Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu
sebab ada kemungkinan timbul reaksi alergi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemberian
obat dilakukan pada pasien yang membutuhkan pencegahan dan pengobatan dari
suatu masalah kesehatan yang dihadapinya.
Dalam pemberian obat baik melalui oral, topikal, intravena, dan lain-lain,
seorang perawat perlu memperhatikan aturan pemakaiannya. Karena jika tidak.
Maka akan terjadi masalah yang baru bagi pasien. Yang terpenting adalah perawat
mengerti dan paham dengan lima prinsip benar dalam pemberian obat. Yaitu benar
obat, benar dosis, benar pasien, benar rute, dan benar waktu.
Pemberian obat melaui injeksi intravena dapat dilakukan dengan cara
langsung dan tidak langsung. Cara langsung yaitu spuit langsung di tusukan pada
vena. Sedangkan cara tidak langsung yaitu dimana spuit di tusukkan pada infus
melalui wadah intravena ( wadah / kantong infus ) dan melalui selang intravena
(pada selang infus yang terbuat dari karet).
Pada pemberian obat secara langsung, obat dalam darah di peroleh secara
cepat, tepat dan dapat disesuaikam langsung dengan respon penderita. Namun obat
yang di suntikkan tidak dapat di tarik kembali.
B.
Saran
Sebagai petugas pelayanan kesehatan
ketika akan memberikan injeksi intravena harus sesuai prosedur yang baik dan
benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Priharjo, Robert. 1995 . Teknik
Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat . Jakarta : EGC
Bouwhuizen, M. 1991 . Ilmu
Keperawatan . Jakarta : EGC
Hidayat, A.Aziz Alimul. Uliyah,
Musrifatul. 2008 . KeterampilanDasarPraktikKlinik .Jakarta
:SalembaMedika
Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Joyce, K & Everlyn, R.H. 1996.
Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta : EGC
Potter, Perry. 2006. Fundamental
Keperawatan. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner
dan Suddarth. Jakarta
: EGC
Komentar
Posting Komentar