Asuhan Keperawatan Nefrolithiasis

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk yang komplek yang terdiri dari aspek bio, psikososial dan spriritual yang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dalam rangka kelangsungan kehidupannya. Pemenuhan klebutuhan dasar ini akan berjalan dengan normal, jika sistem tubuh mampu meregulasi mekanisme  keseimbangan yang sudah diatur sedemikian kompleks sehingga seseorang terhindar dari gangguan. Akan tetapi mekanisme tersebut kadang mengalami kegagalan dan akhirnya akan memberikan dampak bagi tubuh seseorang.(Nursalam,2006)
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam velvis renal (ujung ureter yang berpangkal di ginjal), sedangkan urolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius.Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliranurin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yangidiopatik(Nursalam,2011).
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batusaluran kemih pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain :Herediter (keturunan),Umur,Jenis Kelamin.Manifestasi klinisnya, jika batu menyebabkan obstruksi akan menyebabkan terjadinya retensio urine.penatalaksanaan bagi penderita urolitiasis dan nefrolitiasis ini dengan pengurangan nyeri, pengangkatan batu, terapi nutrisi dan medikasi.(Arif Muttaqin,2011)
Untuk memberikan penjelasan yang lebih dalam lagi mengenai hal diatas, maka dari itu penyusun membuat makalah disertai dengan tinjauan kasus yang berkaitan dengan sistem perkemihan dengan judul : “ Status Gizi dan Asuhan Keperawatan Pada Penderita Nefrolitiasis “










Penjelasan dari piramida terbalik diatas :
                    1. Fenomena Kesehatan tentang Nefrolithiasis
Batu ginjal merupakan salah satu fenomena penyakit ginjal yang unik dimana terdapat batu pada ginjal akibat penumpukan Kristal atau molekul yang tidak terbuang di ginjal,Hal ini jika semakin lama kan membuat batu berkembang menjadi besar.Batu ginjal sangat bervariasi dalam ukuran.Beberapa sekecil butiran pasir sedangkan yang lain adalah begitu besar hingga mengisi selurih pelvis(tempat keluar urine pertama sebelum ureter) ginjal.
                    2. Nefrolithiasis di Lingkungan masyarakat.
Penyakit Batu ginjal merupakan salah satu penyakit yang sering ditemui dan dialami oleh banyak masyarakat Indonesia yang umumnya dialami oleh pria.Pada umumnya penyakit batu ginjal ini disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang membuat pola makan menjadi tidak teratur,adanya factor keturunan yang juga memiliki peranan penting karena jika terdapat keluarga yang memiliki penyakit ginjal,resiko diturunkan penyakit ginjal pada anak 6 kali lebih besar.Kurangnya konsumsi air putih,jarang buang air kecil atau ditahan,banyak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bahan kimia.Penyakit Batu ginjal memang banyak melanda orang Asia dan Afrika khususnya Indonesia yang diliputi berbagai macam kultur,suhu udara yang cenderung sering sekali berubah tidak menentu.Penyakit ginjal memang lebih dominan menyerang pria dibandingkan wanita,hal ini terbukti dari survei yang diperkirakan bahwa pria yang berusia 70 tahun keatas memiliki resiko yang lebih besar terserang penyakit ginjal hingga 80% dibandingkan wanita.
                    3. Kasus Nefrolitiasis
Penyakit batu ginjal menyebar diseluruh dunia dengan perbedaan di Negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di Negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas(ginjal dan ureter),perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari.Angka prevalensi rata-rata diseluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu ginjal.Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna,baik di Indonesia maupun di dunia.Batu ginjal sering terjadi dibandingkan Batu saluran kemih.Di Indonesia,data yang dikumpulkan dari rumah sakit diseluruh Indonesia pada tahun 2014 adalah sekitar 37.636 kasus baru,dengan jumlah kunjungan sebesar 59.959 orang,sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang,dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang.
B.     RUMUSAN MASALAH
Mengetahu diet  yang sesuai untuk pasien penderita Nefrolitiasis dan bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien nefrolitiasis.
C.    TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif yang meliputi aspek bio, psiko, sosial dan spiritual dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan pada klien dengan gangguan perkemihan Nefrolitiasis.
2. Tujuan Khusus
Bisa memberikan penjelasan status gizi pada pasien penderita nefrolitiasis dan menjelaskan
Askep serta diet untuk pasien penderita Nefrolitiasis.
D.   MANFAAT
Dengan mempelajari makalah ini semoga masyarakat bisa mengetahui diet yang berhubungan dengan pasien Nefrolithiasis sehingga bisa menentukan jenis makanan yang boleh dimakan ataupun yang tidak.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP DASAR PENYAKIT
1.Pengertian
Nefrolithiasis merujuk pada batu ginjal.batu atau kalkulidibentuk didalam saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari substansi ekskresi didalam urine.(Nursalam,2011).
Nefrolitiasis adalah batu ginjal yang ditemukan didalam ginjal,yang merupakan pengkristalan mineral yang mengelilingi zat organic,misalnya nanah,darah, atau sel yhang sudah mati.(Mary Baradero,2009)
Nefrolitiasis merupakan suatu keadaan terdapatnya batu kalkuli di ginjal.(Arif Muttaqin,2011)
Batu ginjal adalah terbentuknya batu dalam ginjal (pelvis atau kaliks) dan mengalir bersama urine.(Susan Martin,2007)
2.Klasifikasi
Adapun menurut Muttaqini (2008), pembentukan batu saluran kemih atau uretet dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:
a.  Batu kalsium
Paling sering terjadi (90%), dalam bentuk kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Mulai dari ukuran pasir sampai memenuhi pelvis renal (batu stoghorn). Hiperkalsiuria dapat disebabkan oleh beberapa hal:
1)  Kecepatan reabsorpsi tulang yang tinggi yang melepas kalsium,seperti pada hiperparatiroid, immobilias, dan cushing disease. 
2)  Absorpsi kalsium di perut dalam jumlah besar, seperti: sarcoidosis atau milk-alkali sindrom.
3)  Gangguan absorpsi tubulus ginjal.
4)  Abnormalitas struktur traktur urinarius, seperti: sponge kidney.


b.   Batu oksalat
Paling sering terjadi di daerah yang makanan utamanyasereal, dan jarang terjadi di daerah peternakan. Meningkatnya oksalat disebabkan oleh:
1)  Hiperabsorpsi oksalat pada inflamasi bowel disease dan intake tinggimakanan berbahan kecap. 
2)  Post ileal resection atau post operasi bypass usus kecil.
3)  Overdosis vitamin C atau asam askorbat.
4)  Malabsorpsi lemak, yang menyebabkan calcium binding dan oksalat dilepas untuk diabsorpsi.
c.  Batu struvit
Disebut juga triple fosfat: carbonat, magnesium, dan ammonium fosfat. Pada urin tinggi ammonia karena infeksi oleh bakteri yang mengandung enzim urease, seperti proteus, pseudomonas, klebsiella, stapilococcus,yang memecah urea menjadi 2 molekul ammonia, sehingga pH urin menjadi alkali. Biasa membentuk batu staghorn, sering membuat abses,dan sulit dieliminasi karena batu mengelilingi bakteri sehingga terlindung dari antibiotic.
d.  Batu asam urat
Disebabkan karena peningkatan ekskresi asam urat, kurang cairan,atau pH urin rendah. Orang dengan gout primer/sekunder berisikomengalami batu asam urat
e.  Batu sistin
Merupakan hasil dari gangguan metabolic asam amino congenital dari gangguan autosom resesif, yang mengakibatkan terbentuknya Kristalcistin di urin yang terutama terjadi pada anak-anak dan remaja, sedangkan pada dewasa jarang terjadi.
f.   Batu xantin
Berssifat herediter, akibat defisiensi xantin oksidase. Kristal dipicu pada urin yang asam.
3.Penyebab / Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik.
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain :
a)   Faktor Intrinsik :
Ø  Herediter (keturunan)
Ø  Umur :sering dijumpai pada usia 30-50 tahun.
Ø  Jenis Kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan.
(Kartika S. W,2013)
b)      Faktor Ekstrinsik :
Ø  Geografis :
pada beberapa daerah menunjukan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah batu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
Ø  Iklim dan temperatur
Ø  Asupan air :
kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
Ø  Diet :
Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih.
Ø  Pekerjaan :
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.
(Arif Muttaqin.2011)
`           4.Patofisiologi
Kelainan dengan adanya batu ginjal mungkin adanya gejala-gejala seperti perasaan nyeri pada epigastrium dan kelihatan ada benjolan yang menonjol dalam perut, pada benjolan yang ada dalam tersebut karena adanya batu ginjal atau benda asing di area di mana kalkulus dapat menyumbat sistem urinarius, manifestasi klinis yang muncul bergantung pada area obstruksinya, batu yang terpecah dapat menyumbat aliran urin menyebabkan nyeri hebat dan melukai ginjal.
Batu ginjal mungkin menyebabkan :
Ø  Nyeri dengan adanya inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius.
Ø  Adanya terjadi kekambuhan pada batu renal.




Pathway Nefrolitiasis
                                                                 Nefrolithiasis
                                                                
                                                                     Tindakan

                                                   Pembedahan            Konservatif
                                                                Nefrolithotomi
 


                                                   
  Ruang                  Anastesi          Luka terbakar                Luka sayatan           Tidak adekuat     Kelemahan
Pemulihan                                                                                                               Informasi              Fisik
                                Peristaltik        Organisme                  Sel rusak

Kurang perawatan diri
Aspirasi                       Usus               dientre                                                      Kurangnya
Inflamasi      Mediator               pengetahuan

Resiko Infeksi
Akumulasi                Penurunan                                            Bradikin                                                                                sekret                         nafsu                             Edema          Cerotamin                Cemas                  
                                  makan

Gangguan nutrisi

Nyeri
Tidak                                                              Compresi      Stimulasi                                                 efektifnya                                                                              reseptor
Jalan nafas                                                       

Nyeri
                                                                                               


5.Manifestasi klinik
Tanda dan gejala pada penderita Nefrolithiasis:
a) Nyeri = pola tergantung pada lokasi sumbatan
b) Batu ginjal menimbulkan tekanan penigkatan hidrostatik dan distensi pelvis ginjal serta ureter proksimal yang menyebabkan kolik. Nyeri hilang setelah batu keluar.
Ø  Batu ureter yang besar meimbulkan gejala atau sumbtan seperti saat turun ke ureter (kolik uretra )
Ø  Batu kandung kemih menimbulkan gejala yang mirip sistitis
c)   Sumbatan :
batu menutup aliran urine akan menimbulkan gejala infeksi saluran kemih: demam dan menggigil.
d)  Gejala gastrointestinal :
Ø  mual,
Ø  muntah,
Ø  diare.
Adanya batu dalam traktius urinarius tergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema.Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.Infeksi dan sistisis yang disertai menggigil, demam, dan disuria dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus.Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit fungsional ginjal. Sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar biasa dan menyebabkan ketidaknyamanan. Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus menerus diarea konstovertebral.Hematuria dan piuria dapat dijumpai.Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut, kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia.Pasien merasa selalu ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasive batu.Batu yang terjebak dikandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria.(Purnomo BB,2003)
6.Komplikasi
Ø  Infeksi dan obstruksi
Ø  Urotiliasi
Ø  Kerusakan fungsi ginja
Ø  Gagal ginjal akut
Ø  Gagal ginjal kronis.
(Nursalam,2011)
7.Penatalaksanaan
Ø  Karena batu ginjal meningkatkan resiko infeksi, sepsis dan obstruksi urinarius pasien di instruksikan melaporkan penurunan volume urin dan adanya urin yang keruh atau mengandung darah.
Ø  Keluar urin total dan pola berkemih diperiksa.
Ø  Meningkatkan pemasukan cairan di lakukan untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan tekanan hidrostaltik dalam traktus urinasius untuk mendorong pasase batu.
Ø  Ambulasi didorong sebagai suatu cara untuk menggeser batu dari taktus urinari.
Ø  Tanda-tanda vital pasien mencakup suhu dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda dini adanya infeksi.
Ø  Segera melaporkan bila ada rasa nyeri.
Ø  Analgesik diberikan sesuai resep untuk mengurangi nyeri.
Ø  Melakukan pembedahan untuk pengambilan batu ginjal.
(PurnomoBB,2000)






















BAB III
ASKEP DAN DIET UNTUK PENDERITA NEFROLITHIASIS

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1)      PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan.Disini semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini.(Ahmadi,2008)
1.1  Dasar data pengkajian pasien
a.Anamnesis
Meliputi keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit masa lalu, riwayat penyakit Keluarga
b. Aktifitas / Istirahat.
c. Riwayat :
                pekerjaan, dehidrasi, infeksi, imobilisasi
d. Eliminasi
e. Mual dan muntah
f. Makan dan Minum
g. Nyeri / rasa tidak nyaman
h. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, skala nyeri, aktivitas yang dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Apakah nyeri sampai menimbulkan kokik atau tidak.
i. Adanya riwayat mengkonsumsi obat-obatan.
j. Respon emosi : cemas
            k. Pengetahuan tentang penyakitnya

1.2   Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum :
·   Klien biasanya lemah.
·   Kesadaran komposmetis.
·   Adanya rasa nyeri.
2. Kulit :
·   Teraba panas.
·   Turgor kulit menurun.
·   Penampilan pucat.
3. Pernafasan :  Pergerakan nafas simetris.
4. Cardio Vaskuler :
·   Takicardi.
·   Irama jantung reguler.
5. Gastro Intestinal:
Kurang asupan makanan nafsu makan menurun.
6. Sistem Integumen:
Tampak pucat.
7. Geneto Urinalis:
·   Dalam BAK produksi urin tidak normal.
·   Jumlah lebih sedikit karena ada penyumbatan.

1.3 Pemeriksaan Penunjang
a.Urinalisa :
·   warna : normal kekuning-kuningan, abnormal merah menunjukkan hematuri (kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis, tumor,kegagalan ginjal).
·   pH : normal 4,6 – 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat),
Urine 24 jam : Kreatinin,asam urat,kalsium,fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat, kultur urine menunjukkan Infeksi Saluran Kencing , BUN hasil normal 5 – 20 mg/dl tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. BUN menjelaskan secara kasar perkiraan Glomerular Filtration Rate.BUN dapat dipengaruhi oleh diet tinggi protein, darah dalam saluran pencernaan status katabolik (cedera, infeksi). Kreatinin serum hasil normal laki-laki 0,85 sampai 15mg/dl perempuan 0,70 sampai 1,25 mg/dl tujuannya untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. Abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
b. Darah lengkap       :
·   hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH merangsang reabsorbsi) kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
d. Foto Rontgen : menunjukkan adanya calculi atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang uriter.
e. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
f. Sistoureteroskopi : visualisasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukkan batu atau efek ebstruksi.
g.USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.

1.4  Pola-pola Fungsi Kesehatan
1.  Pola persepsi dan tata laksana hidup
      Bagaimana pola hidup orang atau klien yang mempunyai penyakit batu ginjal dalam menjaga kebersihan diri klien perawatan dan tata laksana hidup sehat.
2.   Pola nutrisi dan metabolisme
      Nafsu makan pada klien batu ginjal terjadi nafsu makan menurun karena adanya luka pada ginjal.
Kaji adanya mual dan muntah,nyeri tekan abdomen,diet tinggi purin,kalsium oksalat atau fosfat,atau ketidakcukupan pemasukan cairan,terjadi abdominal,penurunan bising usus.(Kartika S.W,2013)
3.   Pola aktivitas dan latihan
       Klien mengalami gangguan aktivitas karena kelemahan fisik gangguan karena adanya luka pada ginjal.
4.   Pola eliminasi
      Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya BAK sedikit karena adanya sumbatan atau bagu ginjal dalam perut, BAK normal.
5.   Pola tidur dan istirahat
      Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu karena adanya penyakitnya.
6.   Pola persepsi dan konsep diri
      Bagaimana persepsi klien terdapat tindakan operasi yang akan dilakukan dan bagaimana dilakukan operasi.
7.   Pola sensori dan kognitif
      Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di rumah sakit.
8.   Pola reproduksi sexual
      Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan produksi sexual.
9.   Pola hubungan peran
      Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada gangguan.
                      10.  Pola penaggulangan stress
       Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dab selalu melakukan hal yang positif jika  stress muncul.
                      11.  Pola nilai dan kepercayaan
       Klien tetap berusaha dan berdo’a supaya penyakit yang di derita ada obat dan dapat sembuh.
2) DIAGNOSA
1.  Nyeri berhubungan dengan inflamasi,sumbatan,dan abrasi saluran kemih oleh pindahnya batu ditandai dengan:
·   DS: adanya nyeri
·   DO: rasa tidak enak di perut, ekpresi wajah meringis, posisi menahan sakit,sulit tidur dan istirahat, dan berusaha posisi untuk menghilangkan nyeri.
2.  Gangguan eliminasi urine berhunbungan dengan sumbatan aliran urine oleh batu yang di  tandai dengan adanya:
·   DS: adanya kesulitan untuk berkemih
·   DO: sakit saat berkemih, urine tidak lancar
3.  Ketidak efektifan perfusi jaringan ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengangkatan batu. Ditandai dengan :
·   DS: telah lama menderita batu ginjal
·   DO: IVP terdapat sumabatan batu pada ginjal dan saluran kemih, perut tidak enak, mual, muntah, diare,dan krista positif melalui pemeriksaan mikroskop.
    Urinalisis: hemturia .
                                  
3)  INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Dagnosis keperawatan 1
Tujuan : nyeri terkontrol
1. Berikan analgesik narkotik (biasa nya iv atau im ) hingga penyebab nyeri dapat di hilangkan.
a. Monitor pasien secara ketat, peningkatan nyeri mengindikasikan ketidak adekuatan analgesik.
b. Berikan narkotik dosis tinggi untuk menghilangkan nyeri serta monitor depresi pernafasan dan  penurunan tekanan darah.
2. Bantu pasien mengatur posisi untuk mengurangi keluhan.
3. Berikan antiemetik (Intra muskuler atau supositoria rektaktal) jika di indikasikan untuk muntah
B. Diagnosa Keperawatan 2
Tujuan:Aliran urine teratur
1. Berikan cairan secara oral atau IV (jika muntah)untuk mengurangi konsentrasi kristaloi urine dan amti ketidak adekuatan output urine
2. Monitor jumlah out put urine dan pola berkemih.laporkan oliguri dan anuria
3.Saring urine dengan kasa untuk mendapatkan batu (Batu asam urat).Amati sisi urinal atau pot untuk mengetahui pecahan batu.
C. Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan : Infeksi terkontrol
1. Berikan antibiotik parenteral atau oral sesuai resep selama pengobatan dan monitor efek samping obat.
2. Kaji warna dan bau urine
3. Ukur tanda vital dan  monitor demam serta gejala sepsis(Takikardi dan hipotensi)
4)  IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi factor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan  klien.Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,pencegahan penyalit,pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.(Nursalam,2011)
5) EVALUASI
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menentukan nilai keberhasilan yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(Zaidin Ali,2009)
1. Laporan bahwa nyeri berkurang
2. Output urine cukup dengan gravitasi rendah
3. Tidak demam dan urine jernih

B. DIET UNTUK PASIEN NEFROLITHIASIS

2.1 Diet pasien Nefrolithiasis.
Batu ginjal semakin umum.Insiden bertambah dengan meningkatnya asupan protein hewani,obesitas, dan asupan cairan yang kurang.Dengan menggunakan diet tertentu bisa membantu pasien penderita nefrolitiasis untuk lebih menjaga kesehatannya.
Berikut merupakan ketentuan atau syarat dalam melakukan atau memilih diet pasien penderita nefrolitiasis :
1.      Energi cukup sesuai kebutuhan.
2.      Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3.      Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
4.      Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total.
5.      Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separuh dari minuman
6.      Natrium sedang, yaitu 2300 mg
7.      Kalsium normal, yaitu 500-800 mg/hari. Pembatasan kalsium tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan keseimbangkan kalsium negatif.
8.      Serat tidak larut air tinggi karena dapat mengikat kalsium, sehingga membatasi penyerapannya.
9.      Oksalat rendah. 
2.2  Tabel Jenis Makanan Untuk Pasien Nefrolitiasis.
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan dalam diet batu oksalat dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

TABEL BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK DIANJURKAN
Golongan Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Serealia, umbi-umbian dan hasil olahannya
Beras, roti tawar, tepung terigu, dan sagu,
Umbi-umbian yang dapat meningkatkan eksresi oksalat seperti kentang, bit dan ubi,
Kacang-kacangan dan olahannya
-
Semua jenis kacang-kacangan karena dapat meningkatkan eksresi oksalat
Daging dan olahannya
Daging sapi, ayam tanpa kulit, dan hasil olahannya
Daging yang diawetkan seperti dendeng, sarden dan corned beef.
Telur dan olahannya
Telur dan hasil olahannya
Telur yang mengandung banyak natrium, seperti telur asin
Ikan dan olahannya
Ikan dan hasil olahannya yang dimakan dengan tulang
Ikan yang diawetkan seperti ikan asin, teri dan ikan yang dimakan dengan tulang
Sayuran
Sayuran yang mengandung  serat tidak larut air tinggi
Sayuran sumber oksalat, misalnya bayam, sayuran yang diawetkan.
Buah-buahan
Buah yang mengandung  serat tidak larut air tinggi
Buah yang diawetkan, buah yang tinggi oksalat, seperti stroberi dan anggur
Susu dan olahannya
-
Susu, keju dan makanan yang terbuat dari susu
Lemak dan minyak
Minyak goreng, margarin
Mentega
Gula dan bumbu
Bumbu yang tidak merangsang
Coklat
Lain-lain
Kue-kue dari beras dan terigu
Teh

















BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin). Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik.Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang.
2.Saran
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya,dan bila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf.



















DAFTAR PUSTAKA

Ali Zaidin.2009.Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan.Jakarta : EGC
Ahmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : EGC
Muttaqin,Arif dan Kumala Sari.2011.Askep Gangguan Sistem Perkemihan.Jakarta : Salemba Medika
 Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 2003.
 Nursalam, 2011. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan,Salemba Medika, Jakarta.
 Mansjoer Arief, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ke-2, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta.
 Handerson, M.A, “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Egsensia Medika Yogyakarta, 1991
 Marilynn E. Dongoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi tiga, Buku Kedokteran  EGC, Jakarta.
 Tuccker,Susan Martin.2007.Standar Perawatan Pasien Perencanaan Kolaboratif dan Intervensi Keperawatan.Jakarta : Transinfo Medika.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah aspek legal keperawatan

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Imunisasi Ibu Hamil

Makalah Pemeriksaan Diagnostik Kardiovaskuler